Minggu, 15 Oktober 2017

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH
Ciri, Jenis, Pendekatan dan Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi pendidikan



Oleh Kelompok 3
M. Sofanudin tohir     Nim 15112110036
SEMESTER 5









Dosen Pembimbing

HALIMATUS SA’DIAH, S.Psi.
NIDN.315130218







PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt karena berkat limpahan nikmat dari-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “CIRI, JENIS, PENDEKATAN dan FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR” dapat diselesaikan, shalawat serta taslim tak lupa kami kirimkan atas junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam yang telah membawa ummat ini dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang.
Dalam rangka penyelesaian makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak yang ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan arahan dan bimbingan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Walaupun dengan usaha maksimal telah kami lakukan, tapi sebagai manusia biasa tentunya tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami dari penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini, dan kiranya makalah ini dapat memberikan masukan dan informasi kepada semua pihak yang berkaitan dengan hal ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan. Kiranya segala bantuan pengorbanan yang telah diberikan oleh semua pihak, mendapat ridho dari Allah Subhanahu Wataala. Amin….
Wassalamu’alaikum wr.wb


Blokagung, 21 Maret 2017

Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses menuju hal yang belum anak ketahui dengan cara berinteraksi dengan lingkungan belajar yang sengaja diciptakan maupun lingkungan secara alami. Disanalah anak akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang akan membentuk suatu konsep dalam pikiran anak itu sendiri. Ada beberapa ciri-ciri yang menandakan bahwa seorang anak telah melakukan aktivitas belajar yaitu diantaranya akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri anak yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik; perubahan yang terjadi merupakan buah dari pengalaman yaitu interaksi antara dirinya dengan lingkungan; dan perubahan tersebut relative menetap.
Serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada anak untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman disebut Pembelajaran. Di sinilah, pendidik merancang tentang strategi, materi, media, lingkungan belajar, tujuan serta kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk belajar bagi anak. Pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan keaktifan anak serta adanya permainan di dalamnya akan membuat proses belajar menjadi aktif dan tidak membosankan. Lebih dari itu, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh anak akan bertahan lama dan membentuk konsep pada diri anak bahwa belajar adalah hal yang asyik dan menyenangkan.

B.     Rumusan masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka penulis merumuskan masalah
a.       Apa sajakah ciri khas perilaku belajar?
b.      Bagaimanakah perwujudan perilaku belajar?
c.       Apa sajakah jenis-jenis belajar?
d.      Apa maksud dari efisiensi, pendekatan, dan metode belajar?
e.       Faktor-Faktor apa yang mempengaruhi belajar?

C.      Tujuan Penulisan Makalah
       Berdasarkan latar belakang, penulisan makalah ini bertujuan untuk
       a.       Mengetahui ciri khas perilaku belajar
       b.      Mengetahui bagaimana perwujudan perilaku belajar
       c.       Mengetahui apa saja jenis-jenis belajar
       d.      Mengetahui efisiensi, pendekatan, dan metode belajar
       e.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar


BAB II
PEMBAHASAN
  1. Ciri Khas Perilaku Belajar
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri peerubahan yang spesifik. Karakteristik perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan, antara lain Psikologi pendidikan oleh surya (1982), disebut juga sebagai prinsip-prinsip belajar. Dintara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku bbelajar yang terpenting adalah :
1)        Perubahan itu intentensional
2)        Perubahan itu positif dan aktif
3)        Perubahan itu efektif dan fungsional
1.         Perubahan Intensional
       Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari aka nada adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnyaia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap, pdan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya. Sehubungan dengan itu, perubahan yang diakibatkan mabuk, gila,dan lelah tidak termasuk dalam karakteristik belajar, karena individu yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaanya.
       Di samping perilaku belajar itu menghendaki perubahan yang disadari juga diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut. Jadi, jika seorang  siswa belajar bahasa inggris umpamanya, maka sebalumnya ia telah menetapkan taraf kemahiran yang disesuaiakan dengan tujuan pemakaianya. Penetapan ini misalnya apakah bahasa asing tersebut akan ia gunakan untuk keperluan studi ke luar negeri ataukah untuk sekedar bisa membaca teks-teks atau literature berbahasa inggris.
       Namun perlu pula dicatat bahwa kesengajaan belajar itu, menurut Anderson (1990) tidak penting, yang penting cara mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi. Disamping itu,dari kenyataan sehari-hari juga menunjukan bahwa tidak semua kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil kesengajaan belajar yang kita sadari.
       Sebagai contoh, kebiasaan bersopan santun di meja makan dan bertegur sapa dengan orang lain, guru, dan orang-orang baik disekiar kita tanpa disengaja dan disadari. Begitu pula kecakapan tertentuyang kita peroleh dari pengalaman danpraktik sehari-hari, belum tentu kita pelajari dengan sengaja. Dengan demikian, dapat kita pastikan bahwa perubahan intensionalterssebut ”bukan harga mati “ yang harus dibayar oleh anda dan siswa.
2.         Perubahan Positif dan Aktif
       Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan.halini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan,yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lbih baik daripada apa yang telah ada sebelunya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3.         Perubahan Efektif dan Fungsional
       Perubahan efektif dan fungsional yang ditimbulkan Karena proses belajar yang efektif, yakniberhasil guna. Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksikan dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional diharapkan dapat memberi manfaat yang luas misalnyaketika siswa menempuh ujian dan menyesuaikan diri denagan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Selain itu, perubahan yang efektif  dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan positif lainya. Sebagai contoh, jika ada seorang siswa belajar menulis, maka disamping akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan memperoleh kecakapan lainya seperti membuat catatan, mengarang surat, dan bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
  1. Jenis – jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal  adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragamn jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.
1.    Belajar Abstrak
       Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuanya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan pernan akal yang kuat disamping penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar matematika, astronomi,dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.
2.    Belajar ketrampilan
       Belajar ketrampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan –gerakan motoric yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot neuromuscular. Tujuananya adalah memperoeh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-latihan intensif danteratur amat dibutuhkan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya belajar olahraga, music menari melukis, dan juga sebagian materi pelajaran agama, sepertin ibadah salat dan haji.
3.    Belajar Sosial
     Belajar social pada umumnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuanya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah social seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, kelompok, dan masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
     Selain itu, belajar social juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau kelompok lain utuk memenuhi kebutuhanya secara berimbang dan proporsional. Bidang-bidang studi yang termasuk bahanpelajaran social antara lain pelajaran agama dan PPkn.
4.    Belajar Pemecahan Masalah
     Belajar pemecahan masalah pada dasarmya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Untuk itu kemampuan siswa dalam menguasai konsap-konsep, prinsip-prinsip, dan generelisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan.
5.    Belajar Rasional
     Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampun berfikir secara rasional dan logis (sesuai akal sehat). Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan rational problem solving, yaitu kemampuan memecahkan maslah dengan pertimbangan strategi akal sehat, logis dan sistematis (Reber, 1988).

6.    Belajar Kebiasan
     Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan-perbaikan kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, suri tauladan, dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).
7.    Belajar Apresiasi    
     Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah (afektif skill) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat nilai objek tertentu misalnya apresisai sastra, apresiasi musik dan lain sebagainya.
8.     Belajar Pengetahuan
     Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pegetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan ini adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengatahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.  
  1. Ragam Pendekatan Belajar
a)      Pendekatan Hukum Jost
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost adalah siswa yang lebih sering mempraktikan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Selanjutnya, berdasarkan asumsi Hukum Jost itu maka belajar dengan kiat 5x3 adalah lebih baik daripada 3x5 walaupun hasil perkalian kedua kiat tersebut sama.
Maksudnya, mempelajari sebuah materi atau bidang studi, dengan alokasi waktu 3 jam per hari selama 5 hari akan lebih efektif daripada mempelajari materi tersebut dengan alokasi 5 jam sehari tetapi hanya selama 3 hari.
b)      Pendekatan Ballard & Clanchy
Menurut  Ballard  &  Clanchy  (1990),  pendekatan  belajar  siswa  pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam nenyikapi ilmu pengetetahuan yaitu:
1)      Sikap melestarikan materi yang sudah ada (conserving)
Siswa menggunakan pendekatan belajar “reproduktif”  (bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi).
2)      Sikap memperluas materi (extending)
Siswa biasanya menggunakan pendekatan belajar “analitis” (berdasarkan pemilahan dan interpretasi fakta dan informasi). Siswa cukup banyak yang menggunakan pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu pendekatan spekulatif (berdasarkan pemikiran mendalam), yang bukan saja bertujuan menyerap pengetahuan melainka juga mengembangkannya.
Ragam Pendekatan Belajar dan Ciri Khasnya
Reproduktif
Analitis
Spekulatif
Strateginya
-        menghafal
-        meniru
-        menjelaskan
-        meringkas
Strateginya:
-        berfikir kritis
-        mempertanyakan
-        menimbang
-        berargumen
Strateginya:
-     sengaja mencari kemungkinan dan penjelasan baru
-     berspekulasi dan membuat hipotesis
Pertanyaannya:
-        apa?
Pertanyaannya:
-        mengapa?
-        Bagaimana?
-        Apa betul?
-        Apa penting?
Pertanyaannya:
-     Bagaimana kalau…?
Tujuannya:
-        Pembenaran/penyebutan kembali
Tujuannya:
-        Pembentukan kembali materi ke dalam pola baru/berbeda
Tujuannya:
-        Menciptakan pengetahuan

c)      Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Bigg (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga prototipe (bentuk dasar), yakni:
1)      Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
2)      Pendekatan deep (mendalam)
3)      Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
John B. Biggs menyimpulkan bahwa prototipe-prototipe pendekatan belajar tadi pada umumnya digunakan para siswa berdasarkan motifnya, bukan karena sikapnya terhadap pengetahuan.
Siswa yang menggunakan pendekatan surface misalnya, mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Oleh karena itu, gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.
Sebaliknya, siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi karena memang dia tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsik). Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya.
Siswa yang menggunakan pendekatan achieving dilandasi motif ekstrinsik yang disebut “ego-enhancement”. Gaya belajar siswa ini lebih serius daripada siswa-siswa yang memakai pendekatan-pemdekatan lainnya.
Perbandingan Prototipe Pendeatan Belajar Biggs
Pendekatan Belajar
Motif dan Ciri
Strategi
1.Surface approach (pendekatan permukaan)
Ekstrinsik dengan ciri menghindari kegagalan tapi tidak belajar keras.
Memusatkan pada rincian-rincian materi dan mereproduksi secara presis.
2.Deep approach (pendekatan mendalam)
Instrinsik dengan ciri berusaha memuaskan keingintahuan terhadap isi materi.
Memaksimalkan pemahaman dengan berpikir, banyak membaca dan diskusi
3.Achieving approach (pendekatan mencapai prestasi tinggi)
Ego-enhancement dengan ciri bersaing untu meraih nilai prestasi tertinggi.
Mengoptimalkan pengaturan waktu dan usaha (study skill).

3)      Metode Belajar SQ3R
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:
a)   Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks;
b)   Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks;
c)   Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun;
d)  Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan;
Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang
tersusun pada langkah kedua dan ketiga.
  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:
  1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor yang berasal  dari diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni:
a.    Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, memilih pola istirahat dan olahraga yang ringan secara teratur dan berkesinambungan.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan. Apabila daya pendengaran dan daya penglihatan siswa rendah, akan menyulitkan sensory register dalam menyerap item-iten informasi yang bersifat echoic dan econic (gema dan citra). Akan berakibat terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh system memori siswa tersebut.
Untuk mengatasi timbulnya masalah mata dan telinga, sebaiknya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin (periodic) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Kiat lain yang tak kalah penting ialah menempatkan mereka di deretan bangku terdepan secara bijaksana. Tidak perlu menunjukkan sikap dan alasan mengapa mereka di tempatkan di depan kelas. Langkah bijaksana ini, perlu diambil untuk mempertahankan self-esteem dan self confidence siswa-siswa tersebut. Kemerosotan self-esteem dan self confidence (rasa percaya diri) seorang siswa akan menimbulkan frustasi.
b.    Aspek Psikologis
Semua keadaan dan fungsi psikis tentu saja berpengaruh terhadap proses belajar yang bersifat psikis juga. Beberapa factor psikis yang utama, yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar, ialah:
1)   Intelegensi
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi, intelegensi bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hamper seluruh aktivitas. Tingkat kecerdasan (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
2)   Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relative tetap terhadap objek, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negative. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama pada guru dan mata pelajaran yang di bawanya pertanda awal yang baik bagi proses belajar belajar siswa tersebut.
3)   Bakat
Hampir tak ada orang yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat yang dimilki, akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. Akan tetapi banyak hal-hal yang selalu menghalangi untuk trcipatanya kondisi yang sangat diingini oleh setiap orang. Dalam lingkungan sekolah (SMP, SMA) belum semua sekolah member pelajaran pilihan bebas, yang memang sesuai dengan bakat anak-anak. Memang diakui alat pengukur bakat yang benar-benar dapat diandalkan sampai saat ini masih langka. Secara mudah, bila dijumpai muruid-murid berprestasi sangat menonjol dalam bidang tertentu kiranya ini perlu mendapatkan perhatian khusus, sebab ada kemungkinan anak tersebut mempunyai bakat dalam bidang itu.
4)   Minat
Jika seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik, sebaliknya kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuata, jangan diharapkan bahwa akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Karena persoalan yang biasa timbul ialah bagaimana mengusahakan agar hal yang diinginkan sebagai pengalaman belajar itu menarik minat para pelajar atau bagaimana cara menentukan agar para pelajar dapat belajar sesuai dengan minatnya.
5)   Motivasi
Motivasi belajar artinya bagaimana permulaannya seseorang itu mau belajar. Karena, belajar merupakan suatau keharusan. Keinginan untuk hidup sebagai manusia haruslah melakukan belajar. Belajar terjadi karena timbulnya kebutuhan. Kebutuhan inilah yang mendorong sesorang ntuk belajar.
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbulnya dari dalam orang yang bersangkutan, tanpa rangsangan atau dorongan dari orang lain. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa motivasi instrinsik lebih efektif dalam mendorong seseorang dalam belajar daripada motivasi ekstrinsik.
6)   Emosi
Sesuai dengan proses belajar dalam perkembangan kehidupan sesorang maka terbentuklah suatu tipe atau keadaan kepribadian tertentu, antara lain menjadi seseorang yang emosional, mudah putus asa. Hal ini tentu ikut menentukan bagaimana ia menerima, menghayati pengalaman yang diperoleh. Keadaan emosi yang labil, mudah marah, mudah t ersinggung, merasa tertekan, dapat menggangu keberhasilan anak dalam belajar. Sedangkan, perasaan gembira, bebas, merupakan aspek yang mendukung dalam kegiatan belajar.
7)   Kemampuan Kognitif
Yang dimaksud dengan kemampuan kognitif adalah kemampuan menalar yang dimiliki oleh siswa. Perlu diketahui bahwa penalaran kognitif tidak akan berkembang dengan baik, tanpa adanya latihan. Untuk itu, belajar secara teratur akan meningkatkan kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang.
  1. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)
Faktor eksternal terdiri dari tiga macam, yaitu:
a)      Faktor Lingkungan
  1. Lingkungan alami
Yaitu kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, seperti: suhu udara, kelembaban udara, cuaca, musim yang sedang berlangsung, termasuk kejadian alam yang ada.
  1. Lingkungan sosial
Lingkungan sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan, teman sekelas, masyarakat, keluarga. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihat suri tauladan yang baik. Kondisi masyarakat yang serba kekurangan akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Yang lebih banyak mempengaruhi ialah orang tua dan keluarga siswa.
  1. Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar dan waktu yang digunakan siswa. Factor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar (study time preference), seorang ahli bernama J. Biggers (1980) berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif daripada waktu lainnya. Namun, menurut penelitian beberapa ahli, hasil belajar tidak bergantung pada pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa (Dunn et al, 1986)
Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi siswa, tak perlu dihiraukan. Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan system memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa.
b)      Faktor-Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan pengujiannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Factor inilah yang dapat dimanipulasi untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirancang. Faktor instrumental antara lain:
1.      Kurikulum
Kurikulum sekolah yang belum mantap, dapat mengganggu proses belajar siswa. Terutama siswa yang terkena aturan perubahan kurikulum. Kurikulum yang baik, jelas, dan mantap memungkinkan para siswa untuk dapat belajar lebih baik pula.
2.      Program
Program pendidikan dan pengajaran di sekolah yang telah dirinci dalam suatu kegiatan yang jelas, akan memudahkan siswa dalam merencanakan dan mempersiapkan untuk mengikut program tersebut. Program-program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya, dan kegiatannya membantu siswa dalam proses belajar


3.      Bahan atau hal yang dipelajari
Bahan atau hal yang dipelajari akan menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi dan akan menentukan pula kuantitas maupun kualitas belajar. Berbeda dalam prose, berbeda pula dalam hasil belajar.
4.      Sarana dan fasilitas
Keadaan gedung/tempat belajar siswa, termasuk penerangan, fentilasi, dan tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Penerangan yang cukup, fentilasi yang memungkinkan pergantian udara secara baik, tempat duduk yang memadai dan ruangan yang bersih akan membuat iklim yang kondusif untuk belajar.
Alat-alat pelajaran lengkap, perpustakaan yang memadai, koperasi, kantin, dan bursa buku merupakan factor pendukung keberhasilan dan kemudahan bagi para siswa.
5.      Guru/tenaga kerja
Kelengkapan jumlah tenaga pengajar dan kualitas dari guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Disamping itu, cara guru mengajar akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Kemampuan guru, kedisiplinan dan cara mengajar yang baik yang dimiliki oleh setiap guru, memungkinkan para murid belajar secara baik.



BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
1.         Perubahan Internasional
2.         Perubahan Positif Dan Aktif
3.         Perubahan Efektif Dan Fungsional
Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam, yaitu
1.      Belajar Abstrak
2.      Belajar  Keterampilan
3.      Belajar Sosial
4.      Belajar Pemecahan Masalah
5.      Belajar Rasional
6.      Belajar Kebiasan
7.      Belajar Apresiasi
8.      Belajar Pengetahuan
Pendekatan belajar (approach to learning) dan strategi atau kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Sering terjadi seorang siswa yang memiliki kemampuan ranah cipta (kognitif) yang lebih tinggi daripada teman-temannya, ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan yang dicapai teman-temannya. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi belajar yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)  dan faktor eksternal (faktor dari luar siswa).
B.     Saran
Dalam penyusunan makalah ini pastilah banyak khilaf dan salah. Oleh karenanya kritik dan saran sangat dibutuhkan demi terpenuhinya makalah dengan kriteria yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya
Aleze Sabar, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001



1 komentar:

  1. Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT

    Well over 160 thousand men and women are losing weight with a simple and SECRET "water hack" to burn 2lbs each and every night in their sleep.

    It's simple and works on everybody.

    This is how you can do it yourself:

    1) Grab a drinking glass and fill it up half full

    2) Proceed to follow this awesome HACK

    so you'll become 2lbs lighter the very next day!

    BalasHapus

jangan lupa like dan sarannya

IQRO' WA SYAHID

Tantangan Globalisasi

تحديات العولمة في ظهرنا فلا غروى لانستطيع أن نقف التفكر والتأمل بالعولمة من جراء نعيش في هذا العصر، إذا أمعنا النّظر كثير الناس أو الشبا...